
Sabtu (6/11), sebanyak 26 aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang lolos seleksi, tahap ketiga, bertolak ke negeri kincir angin, Belanda.
Selama satu minggu ini (7 s/d 13/11) mereka melakukan international exposure ke berbagai universitas terbaik di sana, diantaranya Wagenigen University, Radboun University Nijmegen, University of Twente, dan University fo Goroningen.
Sehari sebelum keberangkatan mereka yang terpilih mendapatkan “pencerahan” dari berbagai narasumber. Ada how to live in Holland oleh bapak Muhadjir, Kepala Pusat Informasi dan Humas Depdiknas. Climate Changes oleh Ariseno Ridwan (Metro TV). Isu Negara berkembang oleh Alumni Hitachi Young Leaders Initiatives. National Identity and Tolerance oleh Budi Matindas dan Ratan Djuwita. Kiat Meraih Sukses oleh A. Fuady
Program ini membawa para aktivis BEM dalam sebuah pengalaman pembelajaran learning across culture melengkapi leadership learning yang telah mereka dapatkan selama ini. Berbagai seting pembelajaran ini membuka horizon mereka bahwa learning experience dan lives in education itu tidak hanya disumbangkan oleh studi dikelas atau academic knowledge saja.
Dirjen Dikti, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D memberikan satu presentasi yang menginspirasi para aktivis BEM bahwa Nationalisme itu bukan sekedar “imagined community”. Kita punya alasan yang cukup kuat untuk memiliki dan membawa Indonesia kearah yang lebih baik. Indonesia dikarunia potensi alam yang maha kaya.
Indonesia memiliki 17,548 pulau. 5,8 juta Km luas lautan. Garis pantai terpanjang kedua di dunia (80.000 Km) yang bisa dimanfaatkan setiap detik dan menitnya. 155 gunung berapi aktif yang kaya hara dan mineral. Negara Tropis tapi punya bongkahan Gunung Es. Superpower dalam rainforest yang melahirkan Oksigen dan menyimpan Karbon. Kita punya savanna. Kita punya Daerah rawa sebagai sumber Plasma Nutfah. Ada Mega biodiversity, Flora maupun Founa.
Indonesia memiliki Cultural Diversity. 235 juta penduduk yang menghargai pluralisme. Ada 300 etnik dan 700 bahasa. Negara demokrasi ketiga dengan penduduk terbesar. Negara penduduk Muslim terbesar yang sangat menjunjung tinggi pluralitas dan kebebasan beragama.
Akan tetapi kekayaan ini belum kita syukuri dan manfaatkan secara maksimal, kata Bapak Dirjen. Misalnya kita masih mengimpor 800 ekor sapi per tahun, padahal kita punya fakultas, guru besar, dosen, ilmuwan peternakan. Walaupun kita mendapatkan 3.9 triliun pertahun dari carbon trading, tapi Indonesia merupakan negara dengan laju deforestrasi paling mengkhawatirkan. Pada tahun 2003 saja luas hutan di seluruh Indonesia menyusut sampai 101, 73 juta hektar. Plasma Nutfah kita diambil dan dibawa ke luar negeri, diolah dilaboratorium dan dijadikan obat yang kita beli.
0 komentar:
Posting Komentar